Sepeda Motor German Bermesin Tank V12

German adalah negara yang mempunyai peradapan teknologi yang sangat tinggi di bidang otomotif Eropa dan tak heran pula kalau mobil-mobil canggih Eropa Mercedes-Benz di suplai oleh negeri ini ke seluruh dunia.

Pada masa kekuasaan Adolft Hitler, German sudah mempunyai kendaraan-kendaraan super canggih sebut saja Volks Wagen (Mobil Rakyat) untuk kendaraan sipil dan juga kendaraan militer lapis baja seperti Tank atau Panzer.


German memang negara yang sangat maju dan juga kreatif menciptakan teknologi-teknogoi baru namun ada beberapa kelompok orang dari perusahaan sepeda motor Harzer Bike Company dan Tilo Niebel menciptakan sebuah sepeda motor unik dari rongsokan Tank Perang Dunia 2 menjadi karyaseni yang sangat luar biasa.


Sepeda motor ini mempunyai panjang 5.7 meter dan lebar 2.7 meter dengan bobot 5 ton :( untuk suplai tenaga sepeda motor ini memerlukan sebuah mesin diesel V12 milik tank jenis T-55 Tank yang dapat menghasilkan tenaga hingga 620 Hp.

Sumber : www.autoblog.com

Cantiknya Bikini Batik


Batik ternyata tidak hanya dapat digunakan sebagai baju untuk suasana formal saja. Namun kini batik sudah dikenal oleh semua kalangan, dan banyak model menarik dengan menggunakan bahan dasar batik.

Walaupun pada tanggal 2 oktober lalu Indonesia gencar menggunakan batik dalam segala kesempatan, namun ternyata kemeriahan itu tidak hanaya dirasakan di dalam negeri saja. Bahkan banyak negera luar yang ikut memakai batik dalam berbagai model yang berbeda.

Salah satunya dengan merancangnya sebagai bikini. Model dan warna yang ditawarkan pun cukup bagus. Bahkan jika anda tertarik, andapun juga bisa mendapatkannya dengan cara memebli secara online.

Ingin tahu koleksi bikini batik yang kini sudah menyebar di seluruh dunia? Berikut foto-fotonya.(gal/kos foto:bbs)

Foto Lainnya:

Asal Muasal Game Terdapat Pada Muse Mcanique

Muse Mcanique, sebuah museum di Pier 45, San Francisco, menyimpan koleksi permainan yang boleh dibilang sebagai 'mbah buyut'-nya berbagai game saat ini. Simak napak tilas ke tempat itu.

Muse Mcanique yang terletak di San Francisco yang pada saat ituterdapat forumIntel Developer Forum 2009, 22-24 September 2009 lalu. Museum ini berada di Pier 45, Shed A, di wilayah San Francisco yang dikenal sebagai Fisherman's Wharf.




museemecaniquesf.com

Museum yang menyimpan koleksi yang cukup menarik ini tampak sepi dan kurang diminati turis. Padahal, area Fisherman's Wharf merupakan 'tongkrongan wajib' turis yang mendatangi San Francisco, wilayah yang ramai dengan penjual seafood dan aneka souvenir itu juga memiliki museum lilin dan Ripley's Believe It or Not.

Selain itu, tak jauh dari Fisherman's Wharf adalah Pier 39 sebuah 'mall turis' yang dirancang dengan bentuk ala dermaga. Termasuk dalam jajaran 'magnet turis' di Pier 39 adalah Hard Rock Cafe San Francisco dan tempat berjemur singa laut.

Riuhnya Fisherman's Wharf maka tampak begitu kontras dengan sunyinya Muse Mcanique. Ini memperkuat kesan sang museum sebagai tempat peristirahatan terakhir game-game arcade yang sudah tak laku lagi di pasaran.

Hiburan Mekanika

Sebelum eranya video game, hiburan ala arcade yang bisa dinikmati adalah dalam bentuk mekanika. Cukup masukkan koin quarter (USD 25 sen) ke dalam mesin-mesin hiburan ini, keajaiban mekanika pun akan tampil.

Hiburan mekanika yang paling umum mungkin adalah piano hantu. Setelah koin dimasukkan tuts-tuts piano itu akan bergerak sendiri seakan ada hantu yang sedang menekannya.

Ragam hiburan mekanika lainnya adalah miniatur bergerak. Temanya pun cukup beragam, mulai dari tema kanak-kanak seperti Santa's Workshop (bengkel mainan Santa) hingga tema yang cenderung dewasa seperti Opium Den alias gudang tempat orang mengkonsumsi narkoba jenis Opium.

Era mekanika itu kemudian diteruskan oleh hiburan yang mulai menampilkan komponen lampu. Hiburan model ini biasanya berbentuk 'ramalan' nasib yang akan menyala setelah koin dimasukkan. Mulai dari ramalan soal hubungan percintaan hingga pilihan karir ditampilkan di sini.

Ada juga yang cukup unik, yaitu lubang intip yang menampilkan efek tiga dimensi (3D) stereoskopik. Lubang intip ini menampilkan rangkaian foto sesuai temanya --mulai dari bencana gempa bumi di San Francisco tahun 1906 hingga 'hiburan dewasa'.

Masing-masing lubang intip menampilkan foto yang sama dengan posisi yang sedikit berbeda. Akibatnya, saat dilihat dengan kedua mata, foto itu akan memiliki kesan 3D. Prinsip yang serupa, dengan penerapan yang lebih baru, digunakan dalam teknologi 3D yang belakangan populer pada game dan bioskop.

Pong dan Pole Position

Sedangkan era elektronika, atau cikal-bakal game seperti yang sekarang banyak dikenal, ditandai dengan hadirnya arcade legendaris Pong. Game rancangan Nolan Bushnell ini merupakan 'simulasi' tenis yang mengadu keahlian dua pemain dalam menggerakkan 'raket'.

Tentunya grafis yang ditampilkan dalam Pong masih sangat sederhana. Hanya kotak-kotak putih pada layar hitam: balok panjang di masing-masing sisi mewakili raket pemain, sedangkan kotak yang bergerak melintasi layar mewakili bola.

Game Arcade lain yang ditampilkan di museum ini adalah Pole Position. Game buatan Namco yang di AS didistribusikan oleh Atari itu merupakan salah satu game balap populer di masanya.

Pole Position juga mencetak sejarah sebagai game yang mempopulerkan gaya pseudo-3D. Lewat grafisnya yang menampilkan mobil balap formula dari sisi belakang, pemain diberi sensasi seakan-akan sedang beraksi di sebuah arena tiga dimensi. Padahal grafis game ini hanya dua dimensi belaka.

Sensasi pesudo-3D Pole Position dicapai berkat munculnya benda-benda dari horison pandang pemain. Benda seperti pohon perlahan-lahan akan bertambah besar seiring mendekati posisi mobil balap, ini memberikan efek seperti benda yang bergerak pada area tiga dimensi.

Kontroversi

Kemudian, turut dipamerkan dalam museum itu, adalah Death Race. Game dengan grafis hitam putih ini memiliki peran cukup penting dalam sejarah industri video game, terutama di Amerika Serikat.

Death Race menampilkan dua pemain yang saling beradu untuk menabrak gremlin --semacam monster-- yang tampil di layar. Dengan bekal kendali berbentuk kemudi mobil dan tuas untuk mengatur kecepatan, pemain beradu cepat menguasai arena.

Anehnya game yang dirilis pada 1976 ini dianggap mempromosikan kekerasan, meskipun anggapan ini ditolak mentah-mentah oleh pembuatnya. Oleh karena itu game tersebut pun memancing protes keras dari beberapa anggota masyarakat di AS, protes itu bahkan berlanjut hingga turun ke jalan.

Death Race menjadi game pertama yang menuai protes. Bukan hanya itu, game ini memicu sebuah studi mengenai pengaruh kekerasan dalam game terhadap perkembangan mental anak-anak.

Di luar AS Death Race mungkin tak akan terlalu dikenal. Pasalnya arcade Death Race, seusai badai kontroversi, akhirnya hanya diproduksi sebanyak 500 unit untuk konsumsi dalam negeri saja.

Meski nilai sejarahnya yang cukup menarik, Mus?e M?canique tak bisa lepas dari kesan sepi dan usang. Mengunjungi museum ini sangat mirip dengan mengunjungi sebuah pusat 'ding-dong' di salah satu sudut kota Jakarta yang sudah mulai ditinggalkan -- tentunya, minus bau apek dan kesan angker.

Muse Mcanique agaknya memang pantas sebagai sebuah 'peristirahatan terakhir' bagi berbagai mesin game yang pada masanya mungkin pernah menghibur ratusan jiwa. Gamer yang punya kesempatan ke San Francisco patutlah berkunjung ke museum ini, setidaknya-tidaknya sekadar untuk melakukan ziarah.

Related Posts with Thumbnails